Langsung ke konten utama

Bab I: Senang Berkenalan Denganmu, Kyoko Okitegami (Part 7)

Catatan Penerjemah:
saat ini saya sedang mempertimbangkan untuk menterjemahkan light novel lain selain yang sudah ada saat ini. jika pembaca memiliki usul atau minat saya harap untuk tidak ragu memberikan masukan/komentar. terimakasih banyak sebelumnya, dan selamat menikmati.
----------------------------------------------------------

DETEKTIF PELUPA
(Catatan Pengingat Kyoko Okitegami)




Part 7

“Kurang lebih saya sudah dapat mendeduksi dimana lokasi back up data itu berada. Tapi untuk keadaan kita saat ini, mustahil mengidentifikasi secara logis siapa pelakunya.”

Setelah menerima pemeriksaan fisik yang lebih teliti lagi dari kepala lab Emii dan Honda-san, aku sekali lagi meninggalkan ruangan dan menuju ke ruang rapat kecil bersama dengan Kyoko-san. Tapi seketika saat aku duduk dia mulai berbicara.

Dia berkata dengan sangat santai, rasanya aku seperti salah dengar.

“Eh? Jadi kamu berhasil? Tapi bukankah kamu baru saja bilang tidak menemukan....”

“Itu benar bahwa saya tidak menemukannya. Justru karena saya tidak menemukannya maka saya memiliki gambaran umum dimana seharusnya benda itu berada. Tapi saya tidak tahu siapa pelakukunya.

“Pelaku..., itu artinya peristiwa kehilangan saat ini adalah serangan dari seseorang yang berniat buruk?”

“Ya, nampaknya begitu. Saya tidak berkata mutlak demikian..., tapi masih belum ketahuan siapa yang melakukannya.”

Cemas karena tidak mengetahui siapa pelakunya, Kyoko-san berkata dengan nada meminta maaf..., tapi dari sudut pandangku, sekedar tahu dimana keberadaan back up data itu cukup membuat perasaanku tenang.

“Bukan itu masalahnya. Permintaan yang saya terima adalah membersihkan penghinaan yang terjadi akibat dari kecurigaan yang diarahkan kepada Anda Kakushidate-san. Dengan keadaan yang berjalan saat ini, saya tidak akan mampu melakukan itu.”

“Apa maksudmu berkata begitu? Jika kamu menemukannya, maka....”

“Tanpa mengetahui siapa pelakunya, berarti seperti halnya keempat orang yang lainnya, ada kemungkinan Andalah pelakunya.”

“..................”

“Sebaliknya, lebih dari itu, keadaannya akan semakin memburuk. Bisa jadi itu justru adalah sebuah blunder yang ceroboh.., Seperti yang Anda bilang, kemungkinan itu teradi adalah yang tertinggi. Tapi dari tempat persembunyian yang bisa saya deduksi, hal paling jauh yang bisa saya buktikan saat ini adalah bahwa seseorang secara sengaja melakukan itu.”

Itu benar-benar tidak bagus.

Itu benar-benar tak akan bagus untukku. Tapi itu juga sangat buruk bagi laboratorium secara keseluruhan. Menemukan data saja hanya akan meninggalkan akar permasalahan yaitu ‘seseoran telah melakukannya tapi kita tidak tahu siapa’.

Aku tidak akan menggunakan istilah kepala lab Emii, tapi dalam situasi yang tidak nyaman seperti itu sudah pasti tidak mungkin mereka bisa bekerja dengan baik.

“Dan juga, saya perlu beberapa hal yang lebih detail dari Anda. Saya butuh Anda untuk menceritakan tentang hubungan antar personal di dalam laboratorium ini.”

“Dariku? Maksudmu dari semua orang kan? Aku hanya orang pertama yang kamu panggil kan.”

“Tidak. Mulai dari sini, saya menaruh harapan saya pada Anda. Saya memutuskan untuk mempercayai Anda.”

Dari kata-kata itu aku menyadari.

Dipikir-pikir, pada pemeriksaan fisik yang terakhir tadi saat aku hendak meninggalkan ruangan, Kyoko-san tidak turut serta. Apakah itu menunjukkan bahwa dia telah mempercayaiku?

“Ma-maksudmu, kamu mempercayai klienmu?”

“Klien berkata bohong. Secara umum saya bekerja dengan asumsi sepihak sepert itu. Tapi dari percakapan kita hingga saat ini, saya memperoleh keyakinan bahwa anda adalah orang yang jujur, kukuh dan tidak mampu berkata bohong.”

Jarang sekali aku mendapat kata-kata semacam itu.

Sebaliknya, hidupku dipenuhi dengan yang sebaliknya. Tak jarang bahkan aku diragukan oleh orang tuaku sendiri. Aku bisa dengan mudah menghitung berapa kali seseorang mengatakan mereka percaya padaku.

Sedihnya, atau, haruskah aku senang? Bahwa hampir semuanya berasal dari Kyoko-san. Tapi..., tak peduli berapa banyak pun dia percaya padaku, kali berikutnya kami berjumpa dia sudah pasti lupa. Sepanjang itu bukan insiden yang semacam ini, alasan aku tidak mengundang Kyoko-san adalah karena akan terlalu menyakitkan seperti ini.

Tapi sudah seperti yang aku duga, dipercaya oleh seseorang itu sesuatu yang sangat menyenangkan.

“Jadi, Kakushidate-san, dari pengamatanmu, tak peduli seberapa detail. Tidak, buatlah sedetail yang anda bisa, dalam episode-episode yang pernah anda saksikan hingga saat ini, tolong ceritakan pada saya tentang kepribadian mereka, watak, cerita pribadi, dan hubungan keluarga dari kepala lab Emii Kouro, asisten kepala Yurine Yuuko, peneliti Honda Eichi, dan peneliti Gifube Nagame.”

Tanpa mempedulikan kondisi mentalku yang hampir membuatku mengeluarkan air mata, Kyoko-san nampak segar melanjutkan. Kelihatannya dia tak berpikir sama sekali tentang waktu tidurnya. Aku yakin dia mempertimbangkan bahwa terlalu lama pergi denganku dari ruangan itu akan membuat pelakunya mulai curiga.
“Saya rasa saya akan mulai dengan pendekatan mengenai motif..., sebagai contoh, apakah ada seseorang yang memiliki masalah keuangan? Punya masalah dengan keluarga? Atau dengan rekan sebidang kera..., barangkali?

“Hmmm..., tak terpikir sedikit pun.”

Meskipun dia menaruh harapan padaku, seorang yang masih baru sepertiku belumlah memecahkan kebekuan hubungan dengan satupun diantara mereka. Aku hanya beberapa kali saja makan bersama di luar dengan mereka. Kalau tentang game atau manga yang mereka sukai, maka aku sedikit tahu, tapi aku sangat ragu apakah gelar Honda-san dan Gifube-san punya keterkaitan dengan kasus ini.

“Tidak..., hal semacam itu..., info yang sekilas nampaknya tidak relevan... terbukti secara mengejut...kan sa..ngat....”

Dan kemudian.

Saat aku menyadarinya, semua sudah terlambat.

Dalam waktu yang singkat itu, sepasang mata dibalik kaca mata Kyoko-san tiba-tiba nampak mengantuk. Kedipannya menjadi begitu sering dan tak wajar. Kepalanya yang mulai terangguk-angguk entah sejak kapan telah disangga dengan tangannya di atas meja.

“Pen...ting....”

“Kyo.., Kyoko-san! Kamu tidak boleh!”

Aku terlambat.

Seketika saat aku mendorong mundur kursiku untuk aku berdiri dan mengapai satu tangan demi mengoyang-goyangkan pundaknya, dia ambruk dan jatuh tersungkur di meja dengan cukup keras. Kepalanya terantuk cukup kuat, dan suara yang cukup kencang menyeruak ke penjuru ruangan, tapi setelah itu dia tidak bergerak sedikitpun. Segera setelahnya aku mendengar suara dengkuran lembut.

“Ah....”

Aku tersungkur dalam rasa putus asa saat aku mondar-mandir di ruangan. Aku gapai tangan Kyoko-san dari luar dan kuangkat tubuhnya. Kepalanya terbentur cukup keras membuatku khawatir, tapi nampaknya hanya keningnya yang terbentur sedangkan kacamatanya tidak rusak.

Tapi tetap saja, dia tertidur dengan nyaman.

Dia tidur nyenyak sekali.

Ini tak mungkin terjadi, ini terlalu cepat.

Sekarang bahkan belum jam delapan. Aku berpikir, agak terlambat aku goyangkan tubuh Kyoko-san.

“Mnn...”

“Nampaknya tidurnya tak senyenyak yang aku kira. Saat aku goyangkan badannya, dia membuka matanya sedikit. Dan hal pertama yang keluar dari mulutnya, dengan pandangan mata sepenuhnya sepert melihat orang asing adalah...

“Senang sekali berjumpa dengan Anda. Siapa Anda? Dimanakah ini?”


Part Sebelumnya (6)           Daftar Isi           Part Selanjutnya (8)

Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

NIHONKOKU SHOUKAN web novel (Japan Summons/Summoning Japan)

NIHONKOKU SHOUKAN  (web novel) Summoning Japan/Japan Summons Bab II : Gangguan Kalender Pusat tanggal 22 Maret 1639, pagi hari Dua bulan yang lalu kepulauan Jepang mengalami perpindahan dunia. Mereka segera membuat kontak dengan Prinsipaliti Kua Toine dan Kerajaan Quira untuk membangun hubungan diplomatik dengan negara-negara tersebut. Setelah hubungan itu terbentuk, pemerintahan Kua Toine mengalami perubahan paling drastis sepanjang sejarahnya.  Jepang mengajukan permintaan bahan makanan dalam jumlah yang luar biasa besarnya. Tetapi Kua Toine yang telah berhasil memenuhi kebutuhan pangan yang layak bahkan untuk ternak-ternak mereka, juga berhasil memenuhi permintaan Jepang itu. Bahkan Kerajaan Quira dengan tanahnya yang gersang dan tidak produktif adalah sumber harta karun yang melimpah menurut Jepang dan mereka pun juga mulai melakukan ekspor ke Jepang. Sebaliknya untuk membayar barang-barang itu, Jepang mulai mengekspor infrastruktur, contohnya metode untuk me

NIHONKOKU SHOUKAN web novel (Japan Summons/Summoning Japan)

NIHONKOKU SHOUKAN (web novel) Summoning Japan/Japan Summons kredit kepada ilustrator asli: Toi8 Deskripsi: Suatu hari, Seluruh Jepang terpindahkan ke dunia lain. Disebabkan oleh kecilnya produksi pangan dan ketergantungan pada produk impor dari negara lain, Jepang menghadapi krisis pangan. Untuk memperlambat efek kelaparan yang dihadapi oleh penduduknya, pemerintah Jepang menyatakan keadaan darurat. Pasukan Angkatan Udara Bela Diri Jepang ( Japan Air Self Defense Force/JASDF ) melakukan eksplorasi di kawasan sekitar dan menemukan daratan luas kira-kira 1000km ke arah barat daya – Benua Rodenius. Jepang berhasil memecahkan masalah kekurangan pangan setelah memasuki hubungan diplomatik dengan Prinsipaliti Kua Toine dan Kerajaan Quira. Akan tetapi pada saat yang bersamaan, negara lain di benua itu, Kerajaan Rowlia yang selama ini memegang hegemoni, menyatakan perang dengan Kua Toine dan Quira. Untuk menghadapi krisis baru ini, bagaimana Jepang akan merespon

NIHONKOKU SHOUKAN web novel (Japan Summons/Summoning Japan)

NIHONKOKU SHOUKAN  (web novel) Summoning Japan/Japan Summons Pembuka dari penterjemah: setelah sekian lama hiatus dari menterjemahkan, akhirnya sempat juga. Selamat menikmati kembali kelanjutan cerita Jepang di dunia lain. Bab III: Tragedi Kota Gim Kota Gim, 20km dari Perbatasan Bagian Barat Prinsipaliti Kua Toine Siang Hari tanggal 11 April tahun 1639 Kalender Pusat Skadron Naga I dan II, Ordo Ksatria Barat Moiji, Kapten Ordo Ksatria Barat, merasa tidak tenang. Pasukan Barat terdiri dari 2.500 infanteri, 200 pemanah, 500infanteri berat, 200 kavaleri, 100 kavaleri ringan, 24 naga, dan 30 penyihir. Kua Toine memiliki pasukan siap tempur karena selama ini mereka selalu dalam keadaan setengah darurat, tetapi kekuatan musuh yang dapat mereka saksikan di sepanjang perbatasan melampaui yang mereka miliki. Terlebih lagi, seluruh komunikasi yang mereka kirimkan secara sengaja selalu diabaikan oleh pihak Rowlia. Sesuai arahan dari Pemerintah, sebagian warg