Langsung ke konten utama

NIHONKOKU SHOUKAN web novel (Japan Summons/Summoning Japan)

NIHONKOKU SHOUKAN (web novel)
Summoning Japan/Japan Summons

Pembuka dari penterjemah: setelah sekian lama hiatus dari menterjemahkan, akhirnya sempat juga. Selamat menikmati kembali kelanjutan cerita Jepang di dunia lain.

Bab III: Tragedi Kota Gim

Kota Gim, 20km dari Perbatasan Bagian Barat Prinsipaliti Kua Toine

Siang Hari tanggal 11 April tahun 1639 Kalender Pusat

Skadron Naga I dan II, Ordo Ksatria Barat

Moiji, Kapten Ordo Ksatria Barat, merasa tidak tenang.

Pasukan Barat terdiri dari 2.500 infanteri, 200 pemanah, 500infanteri berat, 200 kavaleri, 100 kavaleri ringan, 24 naga, dan 30 penyihir.

Kua Toine memiliki pasukan siap tempur karena selama ini mereka selalu dalam keadaan setengah darurat, tetapi kekuatan musuh yang dapat mereka saksikan di sepanjang perbatasan melampaui yang mereka miliki. Terlebih lagi, seluruh komunikasi yang mereka kirimkan secara sengaja selalu diabaikan oleh pihak Rowlia.

Sesuai arahan dari Pemerintah, sebagian warga telah mulai dievakuasi dari Gim.

“Masih tidak ada tanggapan dari Rowlia, huh?” tanya Moiji pada seorang penyihir di bagian komunikasi.

“Pesan kita semestinya terkirim ke mereka dengan baik, tetapi kita masih tidak menerima respon balasan. Saya hanya bisa menyimpulkan bahwa mereka secara sengaja mengabaikan komunikasi dari kita.”

Jika perbedaan jumlah pasukan hanya kecil saja, sebuah strategi yang solid barangkali bisa digunakan untuk menghindar. Namun, dengan kondisi seperti ini, sepertinya akan terjadi pembantaian. Apa yang dapat dilakukan?

“Apa tanggapan dari Markas Besar atas permintaan bantuan pasukan yang kita minta?”

“Kami sudah berulang kali mencoba menghubungi Markas Besar, tetapi tanggapan yang kami peroleh hanyalah ‘kita saat ini sedang dalam rapat darurat,’ mereka tidak memberikan jawaban yang lebih spesifik sedikitpun kepada kita.”

“Bangsat! Ini bukan wisata! Jika kita harus bertempur hanya dengan pasukan yang kita miliki saat ini tanpa ada harapan bala bantuan, Gim sudah pasti kalah! Sialan mereka semua ... !”

Dengan berbagai macam pikiran berkelindan dalam kepala mereka, waktu berlalu cepat dalam kabut ketidak pastian.


12 April tahun 1639 Kalender Pusat, Pagi Hari

Kota Gim, 20km dari perbatasan

Sekonyong-konyong, asap merah membumbung tinggi di perbatasan negara, sisi barat kota Gim. Pada waktu bersamaan, pesan darurat masuk melalui alat komunikasi magis.

“Wyvern dari Rowlia telah menyerbu Kota Gim dalam jumlah besar. Dan ... ribuan pasukan membanjiri perbatasan. Invasi telah dimulai! Saya ulangi ... ! Lari selamatkan hidupmu! ... Gah!”

Panggilan berakhir. Kapten Moiji, setelah melihat suar merah yang menandakan invasi dari Rowlia ke Kua Toine, mulai meneriakkan perintahnya.

“ Skadron naga I dan II meluncur, cegat wyvern musuh. Kavaleri ringan, serang dari sisi kanan untuk mengganggu laju mereka! 200 kavaleri, bersiap untuk penyerbuan, siaga menunggu perintah! Invanteri, bentuk barisan dengan susunan invanteri berat di barisan depan! Pemanah, atur posisi kalian di garis belakang dan sediakan dukungan dari jarak maksimum! Penyihir yang tidak tergabung dalam penyerang, jaga agar arah angin menguntungkan posisi kita!”

Skadron naga meluncur terbang, 24 wyvern bersenjata lengkap membumbung tinggi ke angkasa. Mereka terbagi menjadi dua skadron, salah satu terbang rendah dekat dengan permukaan tanah, sedangkan satu lagi di ketinggian maksimum.

Segera, langit di arah Rowlia dihiasi dengan titik-titik hitam. Setelah menyaksikan betapa banyaknya jumlah musuh, hati para penunggang naga dari Kua Toine seketika membeku.

Pasukan Pendobrak dari Pasukan Penakhluk Timur Kerajaan Rowlia
Wing serang naga I, jumlah: 75

Skadron naga Kua Toine dengan gagah berani maju mencegat naga-naga dari Rowlia. Pandangan 75 penunggang naga Rowlia menangkap kedatangan mereka.

“Kita akan mengambil keuntungan dari superioritas udara kita. Bersiap menyerang!”

Kapten Aldebaran, pemimpin pasukan Penunggang Naga, bermaksud untuk menyapu bersih mereka semua dalam sekali serangan. 75 wyvern seluruhnya membentuk satu barisan dan membuka mulut mereka. Di dalamnya, bola api mulai terbentuk.

“Dalam hitungan lima ... , empat ... , tiga ... , dua ... , satu ... , serang!!!”

75 wyvern seluruhnya menyerang bersamaan. Dengan menambahkan putaran pada bola api sejak dari dalam mulut, jarak tembak mereka akan bertambah secara signifikan bila dibandingkan bila ditembakkan dari luar mulut. Dengan menggunakan trik ini, mereka mampu mennyerang bahkan sebelum naga dari Kua Toine mencapai jarak tembaknya. Dua belas naga Kua Toine menderita hantaman langsung dan terjatuh dari angkasa.

“ Mereka membagi pasukan menjadi dua, tetap waspada!”

Sejenak setelah Aldebaran meneriakkan perintah, dua belas wyvern muncul berbaris dari angkasa dengan matahari bersinar di belakang mereka. Mereka menyerang sembari terbang melintas, menjatuhkan tiga naga Rowlia. Kedua pasukan terlibat pertempuran jarak dekat. Rowlia memiliki wyvern lima kali lipat lebih banyak, sehingga wyvern dari Kua Toine satu per satu berjatuhan dengan cepat. Hanya butuh beberapa menit saja untuk memusnahkan mereka.

“Sekarang kita akan memberikan dukungan pada pasukan darat. Seluruh unit, siapkan tembakan bantuan!”

Para penunggang naga meluncur turun ke atas pasukan Kua Toine.

“Si-sialan! Mereka punya wyvern lebih banyak, dan penunggang mereka lebih terampil daripada kita!” jerit Moiji sembari tangannya meninju tembok. “Penunggang naga kita telah disapu bersih.”

Wyvern musuh fokus pada pasukan darat, menghujani mereka dengan bola api. Kehancuran yang diakibatkan sangat parah. Mereka hanya punya satu cara untuk membalas serangan: menggunakan sihir angin untuk membantu serangan panah. Sayangnya, kekuatan sihir pada dasarnya sulit untuk dibentuk, sehingga tidak banyak kekuatan yang tersedia. Mereka hanya dapat bertahan sepuluh kali tembakan, dan mereka tidak dapat membantu mengarahkan tembakan itu.

Panah-panah telah ditembakkan ke angkasa. Sialnya, di dunia ini, serangan anti-udara pada dasarnya tidak pernah tepat sasaran, keberadaannya hanyalah untuk penampakan saja. (Di tiga peradaban utama, sepertinya telah ada beberapa senjata yang lebih efektif)

Ordo ksatria Kua Toine menderita kekalahan telak dari serangan gerombolan wyern kepada mereka. Jumlah mereka telah berkurang sepertiga. Di saat bersamaan, dua puluh lima ribu pasukan infanteri Pasukan Pendobrak dari Rowlia turut menyerbu. Dalam tiga puluh menit, ordo ksatria Kua Toine telah disapu bersih.

Kapten Moiji, dengan tangan terikat di belakang punggungnya, saat ini telah menjadi tawanan perang. Sedangkan pasukan pendobrak saat ini telah mengepung Gim.

“Lemah sekali! Dengan jumlah segini, Moiji bahkan tidak mungkin mampu memberikan perlawanan. Kami bahkan belum menggunakan binatang buas kami!” Letnan Jenderal Adem berkata dengan sombong di hadapan Moiji. “Oh ya, istri dan anak gadismu tinggal di Gim juga ‘kan?”

“Apa maksudmu?”

“Hey,” panggil Adem pada anak buahnya, “bawa istri dan anak gadis Moiji kesini. Setelah mereka memberikan pertunjukan indah di hadapannya, kita akan umpankan mereka pada binatang buas.”

“Kau monster terkutuk!!!” teriak Moiji seketika sembari melompat ke arah Adem, tetapi ia dapat dibekuk dengan mudah.

“Jangan Khawatir. Setelah kau lihat pertunjukannya, kau bisa bergabung dengan mereka sebagai makanan binatang buas.”

“KUBUNUH KAU!!!”

Perintah sadis Adem terlaksana hari itu juga. Kota Gim dipenuhi dengan pembantaian, perampasan, perkosaan, dan penghancuran. Keluarga Modim tak ada yang selamat dari akhir yang tragis ini. Seratus orang warga sengaja dilepaskan untuk menyebarkan kabar mengerikan ini ke kota-kota lain di sekitarnya.

22 April 1639 Kalender Pusat
Rapat Pemerintahan Prinsipaliti Kua Toine

Kota Gim di sisi barat telah jatuh ke tangan Rowlia. Leih jauh lagi, kabar terburuknya adalah bahwa hampir seluruh warganya dibantai. Rapat dipenuhi dengan suasana penuh amarah.

“Tolong berikan laporan keadaan terkini,” perintah Perdana Menteri Kanata.

Pejabat militer seketika berkeringat dingin.

“Siap, Pak! Wilayah barat di sekeliling kota Gim sekarang telah dikuasai oleh pasukan Rowlia. Kekuatan invasi mereka saat ini terdiri dari tiga puluh ribu lebih pasukan. Mata-mata kita melaporkan bahwa Rowlia mengerahkan total lima ratus ribu pasukan. Terlebih lagi, kabarnya, Kekaisaran Papaldia dari Peradaban Ketiga-superpower dari Fillades, telah memberikan sokongan militer. Meskipun rumor ini belum terkonfirmasi, dapat dipastikan bahwa Rowlia memiliki lima ratus wyvern dalam arsenal mereka. Terakhir, empat ribu lebih kapal perang Rowlia telah meninggalkan pelabuhan, posisi keberadaan mereka saat ini tidak diketahui.”

Hening.

Napas seluruh hadirin dalam rapat seketika terhenti mendengar kabar dan laporan. Jumlah lima ratus ribu adalah sepuluh kali lipat jumlah total pasukan yang mereka miliki, termasuk pasukan cadangan. Terlebih lagi, mereka memiliki lima ratus wyvern. Jika itu masih kurang buruk, masih ada empat ribu lebih kapal perang. Rowlia benar-benar serius dalam upaya penakhlukan benua ini, dan tak ada apapun yang dapat dilakukan oleh Kua Toine untuk menghentikan mereka.

Keputusasaan tiada ujung, perasaan semacam itulah yang saat ini menghinggapi ruangan itu. Tiba-tiba, Menteri Luar Negeri dengan ragu-ragu mengangkat tangannya.

“Pak Perdana Menteri, mohon ijin berbicara.”

“Ada apa?”

“Sebenarnya, sesaat sebelum rapat ini dimulai, kami memperoleh pesan dari kedutaan Jepang.”

“Apa kata mereka?”

“Ya ... ijinkan saya membacakannya dengan keras.”

Pemerintah Jepang tidak dapat mengabaikan serangan brutal dan pembantaian yang tidak manusiawi yang terjadi di Kota Gim di Kua Toine. Kami menuntut agar Anda menangkap pelaku tindakan kriminal yang menggemparkan ini. Jika pemerintah Kua Toine menghendaki, Jepang dengan siap sedia akan mengirimkan pasukan bela diri untuk membantu menegakkan keadilan bagi pelaku kriminal ini.

“ ... begitulah isi pesan tertulisnya.”

“ ... apakah itu berarti, mereka akan memberikan bantuan?”

“Meskipun pesannya tidak secara langsung mengatakan demikian, tetapi saya yakin pada dasarnya adalah jika kita menghendaki maka mereka akan mengirimkan pasukan bantuan. Undang-undang Dasar mereka melarang mereka untuk memecahkan masalah internasional dengan kekuatan militer, jadi, meskipun ini agak luar biasa, sepertinya mereka berupaya untuk menyebut pasukan Kerajaan Rowlia sebagai kelompok kejahatan bersenjata dan mengabaikan status mereka sebagai sebuah negara. Ini barangkali hanya taktik dalam rangka melakukan intervensi. Karena, negara mereka kekurangan bahan makanan, seperti halnya Quira. Mereka tidak dapat kehilangan ekspor bahan makanan dari negara kita.”

“Ini dia! Kirim permintaan bantuan kepada Jepang untuk memusnahkan pasukan penjahat bersenjata itu sekarang juga! Pastikan mereka memahami bahwa kita akan menyiapkan persediaan bagi pasukan mereka. Lebih jauh lagi, berikan ijin pelintas batas bagi mereka di wilayah darat, laut dan udara kita sampai seluruh pasukan penjahat bersenjata itu berhasil dimusnahkan. Berikan kebebasan kendali pada mereka. Dan terakhir, Pak Menteri!”

“Ya, Pak!”

“Perintahkan kepada seluruh ordo ksatria dan skadron naga yang tersisa untuk bekerjasama dengan Jepang!”

“Dimengerti.”


Catatan Penterjemah: dalam cerita disebutkan “Keluarga Modim” yang sebelumnya sama sekali tidak pernah disebut. Barangkali penulis bermaksud Moiji, tetapi untuk saat ini penterjemah berasumsi bahwa mungkin akan ada cerita lain di balik nama itu selanjutnya sehingga perterjemah menterjemahkan apa adanya.

Sebelumnya    Daftar Isi         Selanjutnya

Komentar

Postingan populer dari blog ini

NIHONKOKU SHOUKAN web novel (Japan Summons/Summoning Japan)

NIHONKOKU SHOUKAN  (web novel) Summoning Japan/Japan Summons Bab II : Gangguan Kalender Pusat tanggal 22 Maret 1639, pagi hari Dua bulan yang lalu kepulauan Jepang mengalami perpindahan dunia. Mereka segera membuat kontak dengan Prinsipaliti Kua Toine dan Kerajaan Quira untuk membangun hubungan diplomatik dengan negara-negara tersebut. Setelah hubungan itu terbentuk, pemerintahan Kua Toine mengalami perubahan paling drastis sepanjang sejarahnya.  Jepang mengajukan permintaan bahan makanan dalam jumlah yang luar biasa besarnya. Tetapi Kua Toine yang telah berhasil memenuhi kebutuhan pangan yang layak bahkan untuk ternak-ternak mereka, juga berhasil memenuhi permintaan Jepang itu. Bahkan Kerajaan Quira dengan tanahnya yang gersang dan tidak produktif adalah sumber harta karun yang melimpah menurut Jepang dan mereka pun juga mulai melakukan ekspor ke Jepang. Sebaliknya untuk membayar barang-barang itu, Jepang mulai mengekspor infrastruktur, contohnya metode untuk me

NIHONKOKU SHOUKAN web novel (Japan Summons/Summoning Japan)

NIHONKOKU SHOUKAN (web novel) Summoning Japan/Japan Summons kredit kepada ilustrator asli: Toi8 Deskripsi: Suatu hari, Seluruh Jepang terpindahkan ke dunia lain. Disebabkan oleh kecilnya produksi pangan dan ketergantungan pada produk impor dari negara lain, Jepang menghadapi krisis pangan. Untuk memperlambat efek kelaparan yang dihadapi oleh penduduknya, pemerintah Jepang menyatakan keadaan darurat. Pasukan Angkatan Udara Bela Diri Jepang ( Japan Air Self Defense Force/JASDF ) melakukan eksplorasi di kawasan sekitar dan menemukan daratan luas kira-kira 1000km ke arah barat daya – Benua Rodenius. Jepang berhasil memecahkan masalah kekurangan pangan setelah memasuki hubungan diplomatik dengan Prinsipaliti Kua Toine dan Kerajaan Quira. Akan tetapi pada saat yang bersamaan, negara lain di benua itu, Kerajaan Rowlia yang selama ini memegang hegemoni, menyatakan perang dengan Kua Toine dan Quira. Untuk menghadapi krisis baru ini, bagaimana Jepang akan merespon