(Catatan Pengingat Kyoko Okitegami)
Part 4
Memecahkan kasus apapun
dalam sehari.
Itu adalah kalimat yang
terpampang dalam logo Biro Detektif Okitegami. Dan pertama kali saat aku terseret
ke dalam ‘Insiden Banyak Orang’ saat itu, aku terkesima dengan kalimat itu dan
langsung mengundangnya. Tapi ternyata itu bukanlah kalimat iklan. Sejak saat
itu pula aku mengerti bahwa itu adalah kalimat peringatan tentang si ‘Detektif
Pelupa’.
Dia seorang detektif,
Okitegami Kyoko.
Memorinya ter-reset
setiap hari.
Dalam istilah medis,
mungkin keadaannya ini tergolong dalam AnterogradeAmnesia (ingatan jangka
pendek tidak dapat disimpan dalam ingatan jangka panjang: terj). Tapi
apapun kasusnya, tak peduli investigasi macam apa yang dijalaninya, tak peduli
apapun yang dia dengar, sekali dia tertidur maka saat bangun dia sudah lupa
semuanya.
Tak peduli siapa yang
dihadapinya, tak peduli apapun keadaannya.
Ini adalah pengulangan
tanpa akhir tentang suatu perkenalan pertama, dan sekaligus pengalaman pertama.
Ketidakmampuan untuk
menanggung kasus dalam jangka waktu panjang adalah ciri yang sangat fatal bagi
seorang detektif. Tapi bagi dia sebaliknya, dia dapat dengan tenang menapaki
berbagai hal yang perlu dirahasiakan, sehingga memberinya kondisi yang sangat
menguntungkan yang tidak dapat diperoleh oleh detektif lain.
Karena setelahnya dia
pasti lupa.
Sebuah kepastian yang
paling diharapkan oleh orang lain tentunya adalah etika detektif dalam bekerja.
Artinya, pada dasarnya sama sekali tidak ada jaminan terjaganya sebuah
kerahasiaan. Oleh karena itu, klien-klien yang tidak dapat mengatakan
permasalahannya pada siapapun, atau dengan kondisi-kondisi yang mengharuskan
untuk tidak dibuka secara umum, justru membanjiri kantornya.
Biasanya dia menolak
kasus-kasus yang tidak dapat dipecahkan dalam sehari. Dan dengan keadaannya itu
pula dia tidak menerima pesanan. Cara bekerjanya itu menuai pro dan kontra di
bidangnya. Tapi karena sistem yang diterapkannya itu, dia bisa secepatnya
menjawab permohonan mendadak semacam yang kulakukan ini. Jadi, bagiku, dia tak
perlu diragukan lagi berada dalam daftar teratas detektif langgananku.
Dengan perasaan was-was
akan terbukanya informasi, dan ketakutan akan bocornya skandal itu keluar,
kepala lab Emii sebenarnya enggan memanggil seorang detektif. Tapi aku sekuat
tenaga meyakinkannya bahwa dia tak perlu merasa takut. Aku bohong. Sebenarnya
aku hanya mengoceh tak jelas.
Kyoko-san lah yang menjelaskan
bagian itu dengan lancar.
“Sepanjang investigasi,
saya sepertinya akan memanggil anda satu persatu untuk mendengarkan kesaksian
anda, tapi tak perlu takut. Apapun yang saya katakan, apapun yang saya lihat,
sekali saya tertidur, saat terbangun saya sudah lupa. Bahkan kartu nama yang
anda berikan pada saya, akan saya kembalikan pada anda saat saya menerima
pembayaran. Fakta bahwa anda telah bertemu dengan saya akan hilang esok hari,
sekurang-kurangnya bagi saya.”
“............”
Saat Kyoko-san
mengatakan hal itu dengan senyum yang cerah, Gifube-san memandangnya seolah
melihat suatu pemandangan yang aneh.., memang begitulah respon yang paling
tepat. Tak peduli apapun situasinya, aku akan melupakanmu besok. Pasti tak ada
seorang pun yang akan merasa nyaman setelah mendengar kalimat semacam itu. Apa
lagi dalam hal Kyoko-san ini memang begitulah kenyataan yang akan terjadi.
Persis seperti yang aku
alami.
Setiap kali kami
bertemu, saat dia berkata ‘senang berkenalan dengan anda’, sejujurnya rasanya
menyakitkan sekali. Terlebih lagi jika itu berasal dari seorang perempuan luar
biasa seperti Kyoko-san.
Kepala lab Emii
bersedekap tangan.
“Baiklah,
Okitegami-san. Saya akan menunjuk anda dalam rangka pecarian pencuri ini. Saya
tidak masalah anda mendengar apapun yang anda perlu dengar..., tapi meskipun
begitu, ada beberapa hal di ruangan ini yang terlalu merepotkan jika sampai
tersentuh oleh amatiran. Untuk itu, setiap kali anda perlu untuk menyentuh
sesuatu, pastikan anda memperoleh ijin dari seseorang.” Katanya.
“Dimengerti. Hmm...,
sepertinya waktunya tidak banyak lagi, jadi mari kita mulai saja. Bisakah saya
pinjam satu tempat untuk saya bisa mendengarkan kesaksian masing-masing orang?
Saya lebih memilih tempat pribadi yang kecil saja.”
“Ruang pribadi? Saya
tidak setuju. Pelakunya tidak boleh pergi dari ruangan ini. Jika pelakunya
keluar, saya khawatir datanya akan mengalir keluar bersama mereka. Ruang ini
terputus dari akses internet dan sinyal HP, tapi di fasilitas ini masih ada tempat-tempat yang
tidak demikian.”
“Tapi ini kedengarannya
tidak realistik. Memaksa semua orang tidak makan, tidak pula ke toilet, bisa dituduh
sebagai pengurungan paksa. Investigasi apapun yang dilakukan dalam keadaan
seperti ini tidak ada artinya sama sekali. Ini semacam permintaan informasi
secara paksa.”
Kepala lab Emii tak kan
tergoyahkan, tapi begitu pula Kyoko-san. Aku akui bisa jadi aku berpihak
padanya, tapi saat aku lihat dia tersenyum dan tetap bersikap tegas, bagiku
Kyoko-san kelihatan dalam posisi yang menguntungkan.
“Saya akan bertanggung
jawab dan terus mengawasi untuk memastikan bahwa orang yang saya investigasi
tidak melakukan gerakan yang aneh dan mencurigakan. Jika anda
melakukan pemeriksaan fisik setiap kali mereka meninggalkan ruangan, itu akan
lebih baik lagi.”
“....baiklah, saya
ijinkan.”
Kepala lab Emii setuju
setelah beberapa saat.
Alasan mengapa dia
segera saja setuju pada usulan itu sepertinya karena dia mendapatkan alasan
untuk melakukan pemeriksaan fisik yang barangkali sejak semula memang ingin dia
lakukan. Dengan dua penghuni ruangan ini adalah perempuan, tak ada jalan
baginya untuk melakukan itu. Tapi dengan adanya pihak ketiga yang melakukan
itu, terlebih lagi kebetulan juga perempuan yaitu Kyoko-san, dengan itu dia
bisa menyelamatkan mukanya.
Aku tak akan menuduh
orang lain tanpa alasan, karena setelah menerima begitu banyak tuduhan palsu,
aku paham betul bagaimana rasanya itu. Tapi sekarang setelah pencarian ke seluruh
penjuru ruangan tapi barang itu tak juga ditemukan, sebuah SD card yang kecil
dan tipis itu, maka kemungkinan sesorang diantara kami menyimpannya memang
sangatlah besar.
“Saya akan mengatur
agar anda dapat menggunakan ruang rapat kecil..., tapi Okitegami-san, meskipun
mereka dapat membuktikan bahwa mereka bersih saat pemeriksaan fisik, saya harap
anda berjanji tak akan memalingkan muka sedetik pun dari mereka selama wawancara”
“Serahkan saja pada
saya,” kata Kyoko-san mengangguk sembari tersenyum.
“Saya tak akan
melupakan itu. Jangan khawatir, ingatanku dalam kondisi baik..., jika masih
siang hari.”
Komentar
Posting Komentar