(Catatan Pengingat Kyoko Okitegami)
Part 8
Part Sebelumnya (7) Daftar Isi Part Selanjutnya (9)
Seketika itu juga aku
mengalihkan tanganku darinya.
Aku tak akan mampu menanggung
perasaanku jika sampai dia berpikiran bahwa aku melecehkannya saat dia
tertidur. Saat itu aku mundur hingga membentur dinding. Bagaimana pandangan
Kyoko-san ketika dia melihatku seperti itu? Apakah dia berpikir aku semakin
mencurigakan? Saat ini dia hanya memandangku saja.
“N-namaku Kakushidate
Yakusuke. K-klien anda, maksudku, kamu saat ini berada di Institut Penelitian
Sarashina.”
Lidahku terbelit dan
aku tak bisa menjelaskan apapun sama sekali.
Merasa terkejut karena
kepercayaan yang baru saja aku peroleh itu tiba-tiba hilang, aku benar-benar
membeku.
Kyoko-san mengalihkan
pandangannya.
“.............”
Dia mengalihkan
penglihatannya dariku. Gerakannya seolah-olah berkata, ‘tidak penting’ dan
mengabaikanku.
Ini sngguh kenyataan
yang sangat menyedihkan, tapi sekurang-kurangnya Kyoko-san seketika itu juga
memutuskan bahwa aku bukanlah makhluk berbahaya. Tapi rasa selamat semacam itu
bila dipandang dari sudut pandang yang lebih besar bisa jadi adalah hal sepele
yang berbahaya.
Kyoko-san sepenuhnya
telah kehilangan ingatannya sampai dengan beberapa saat yang lalu. Aku tak bisa
menyebutnya terlalu jauh hingga kemarin, tapi yang pasti dia telah benar-benar
melupakan semua yang terjadi mulai dari dia bangun tidur jam enam pagi tadi.
Fakta bahwa aku meminta
bantuannya, fakta bahwa dia datang ke institut penelitian ini dalam rangka
investigasi. Dan lebih dari apapun, deduksinya yang luar biasa tentan
keberadaan SD card yang hilang itu.
Semua pekerjaan yang
telah dilakukannya hingga saat ini, seluruh pekerjaan detektifnya telah kembali
hampa.
Lupakan dulu hal itu.
Kondisi mental Kyoko-san saat ini adalah ‘seharusnya aku tidur di ranjangku
sendiri, tapi saat aku terbangun, aku berada di sebuah ruangan yang asing
bersama dengan seorang lelaki yang asing pula’, jika aku berada pada posisinya
aku pasti sudah menjerit dengan panik.
Tapi wajah Kyoko-san
nampak muram dan waspada. Tindakannya adalah perwujudan betapa dia berkepala
dingin. Dia begitu saja menggulung lengan cardigan
dan baju yang dikenakannya.
Lengan kiri yang putih
dan ramping.
Di seluruh lengannya,
dengan pena warna hitam tebal, kalimat itu tertulis.
‘Aku Kyoko Okitegami,
25 tahun, Kepala Biro Detektif Okitegami. Rambut putih, berkacamata. Ingatan
terhapus setiap hari.’
“.............”
Lebih jelas dari KTP,
itu adalah identifikasi pribadi olehnya sendiri...., itu adalah tulisan
tangannya sendiri. Tak mungkin dia keliru.
“Aku adalah Kyoko
Okitegami, usia 25 tahun. Kepala Biro Detektif Okitegami. Berambut putih dan
berkacamata. Ingatanku terhapus setiap hari.”
Sembari membaca tulisan
itu, Kyoko menyentuhkan jarinya ke kacamata dan memastikan warna rambutnya. Dia
mengangguk puas. Dia melengkapi dirinya kembali dengan informasi pribadinya.
Jadi untuk persiapan
menghadapi kondisi yang tidak wajar, Kyoko-san punya caranya sendiri. Meskipun
aku telah berkali-kali meminta bantuan pada Kyoko-san, ini adalah pertama kali
aku melihat bagaimana dia mempersiapkan diri.
Agar tidak lupa,
biasanya anak-anak SD menggunakan telapak tangannya untuk menulis contekan.
Mungkin ini adalah semacam variasi dari itu. Jika dia tidak membuat catatan dan
tidak membawa handphone, tidak
mungkin dia tidak dibingungkan oleh bagaimana dia harus menghadapi keadaan
ketika dia tiba-tiba tertidur bukan di kamarnya sendiri. Dan jika dipikir-pikir
lagi, tak mungkin juga seorang detektif hebat sepertinya tidak membuat sebuah
tindakan penanggulangan bila situasi terburuk yang aku pikirkan itu terjadi.
Apakah ini semacam tulisan pengingat dari dirinya sendiri di masa lalu? Saat
aku terkagum-kagum atas hal itu, Kyoko-san denga lincahnya melakukan tindakan
selanjutnya.
Mungkin alur berpikir
yang dimilikinya begini:
Ingatanku tidaklah
konsisten, tapi jika demikian, bukankah seharusnya aku sudah melakukan sesuatu
untuk bersiap menghadapi situasi semacam ini? Misalnya, meninggalkan pesan di
lengan kiriku untukku di masa depan.
Dan melihat bagaimana
informasi yang diperoleh sejalan dengan ekspektasinya, maka dia berpikir
begini..., jika benar bahwa aku adalah seorang yang ingatannya terhapus setiap
hari, maka tak mungkin ini adalah informasi satu-satunya yang aku tinggalkan.
Dengan tangan kanannya,
Kyoko-san menyingkap sisi kiri rok panjangnya yang mencapai mata kaki, dengan
pasti dia menariknya ke atas..., hingga kira-kira aku hampir saja melihat
celana dalamnya.
Disana, tertulis dengan
pena yang sama dengan tulisan di lengan kirinya.
‘Sedang dalam
pekerjaan’
“Sedang dalam
pekerjaan”, ulangnya.
Seolah-olah dia sedang
menginput data.
Aku mendengar suara
kain rok terjatuh ke posisi semula. Aku balikkan lagi pandanganku dari tembok
ke Kyoko-san. Apapun kondisinya, kupikir sebaiknya aku mengatakan sesuatu. Tapi
di saat yang bersamaan, Kyoko-san dengan tenang telah memulai aksi yang
berikutnya.
Itu lagi-lagi adalah
sebuah aksi artistik yang berani, dan seketika itu juga aku hendak memalingkan
lagi penglihatanku darinya, tapi aku terlambat. Dia menarik baju luarannya ke
atas hingga perutnya nampak terlihat. Dengan pena warna merah yang mencolok berbeda
dengan yang dipakainya di bagian tubuhnya yang lain, di situ tertulis:
‘Kakushidate
Yakusuke-san. Tinggi 190cm, usia 25 tahun. Klien. Tanyakan spesifiknya. Kau
bisa mempercayainya’
“Kakushidate
Yakusuke-san. Tinggi 190cm, umur 25 tahun. Klien. Tanyakan spesifiknya. Kau bisa
mempercayainya.”
Kau bisa
mempercayainya.
Dia membaca ulang
bagian itu saja, sebanyak dua kali, sebelum Kyoko-san mengalihkan pandangannya
padaku.
Dan dia berkata.
“Maafkan saya
Kakushidate-san.”
Berdiri dari kursi
tempatnya duduk, dengan cepat dia membungkukkan badan. Meskipun dia masih
nampak kurang nyaman, tapi dari tingkah lakunya terlihat bahwa sikap waspadanya
mulai memudar.
“Dapatkah anda
ceritakan lagi padaku situasinya?”
Part Sebelumnya (7) Daftar Isi Part Selanjutnya (9)
Komentar
Posting Komentar